Senin, 31 Mei 2010

boikot para fans MU terhadap pemilik club

Senin, 8/2/2010 | 04:45 WIB
MANCHESTER, KOMPAS.com — Suporter Manchester United (MU) akan mengorganisasi anggotanya untuk memboikot klub awal musim depan. Mereka tak akan membeli tiket semusim. Aksi itu dilakukan untuk mengusir keluarga Glazer dari kepemilikan klub.

Kehadiran Glazer sebagai pemilik klub dianggap mengantar kehancuran "Setan Merah". Terbukti, MU kini terlibat utang mencapai 700 juta pounds (sekitar Rp 10,2 triliun). Para suporter percaya, dengan melubangi saku pemilik klub, Glazer akan terpaksa menjual sahamnya.

Glazer membeli MU pada 2005. Menurut Manajer Umum MU Andy Walsh, kampanye tersebut akan semakin besar. "Ketika Glazer membeli MU, saya katakan tak akan mengeluarkan uang buat klub sepeser pun. Saya membuktikannya," kata Walsh, yang tak pernah mengunjungi Old Trafford lagi sejak klub dibeli Glazer.

"Saya tak mau membantu memperkaya orang yang datang hanya untuk merampas klub yang saya cintai ini," tambahnya. Orang yang dia maksud tak lain adalah Glazer.

"Musim ini hanya ada 58.000 orang yang memiliki tiket pertandingan selama semusim. Padahal, musim lalu jumlahnya 65.000. Anda bisa melihat Old Trafford kosong dari penonton suatu saat nanti. Itu akan memukul Glazer," terang Walsh kepada Mirror.

"Jika suporter tak mau membeli tiket, bisnis pemilik klub benar-benar goyang. Suporter harus memukul saku mereka. Saya tahu, beberapa suporter sudah membicarakan tentang rencana memboikot pertandingan MU pada musim depan," lanjutnya.

Suporter MU yang tergabung dalam Supporters Trust telah menyebar 70.000 kartu kepada mereka yang menyaksikan pertandingan "Setan Merah" lawan Portsmouth. Kartu itu merupakan ajakan untuk memboikot pertandingan MU musim depan demi mengusir Glazer.

Seorang juru bicara dari kelompok itu mengatakan, "Sejarah kami telah menegaskan, MU bukan sekadar institusi bisnis. MU adalah keluarga dengan sejarah dan tradisi yang tak dimiliki klub lain di dunia ini. Kerusakan yang dilakukan Glazer harus dihentikan." (MRR)
HPR
Editor: hpr
Dibaca : 15278 | Dikomentar : 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar